Ini sebuah cerita tentang seorang perempuan yang memiliki
cinta terpendam terhadap seorang lelaki yang menjadi teman
sekelasnya.
Bela
sebenarnya bukan pribadi yang terbuka,tapi bisa juga dibilang tertutup apalagi
dalam hal cowo yang dia suka<taksir>,karena bagi bela itu urusan “RAHASIA
PRIBADI” dia sendiri.Menurut dia tak ada yang boleh mengetahui perasaan dia
terhadap cowo yang dia suka,meskipun itu teman sekelasnya,bahkan teman sebangkunya.bagi dia tidak ada yang bisa
dipercaya untuk menjaga “RAHASIA” cintanya dengan baik.
Sementara
itu bela tak tahu dan kebingungan terhadap satu cowo sekelasnya yang dia suka
dan dirinya yang merasa lagi bingung mikirin cowo tersebut,entah apa yang
membuat bela suka sama dia,padahal dia itu tidak “ganteng” bisa juga dibilang
lumayanlah bagi bela sendiri,dia juga tidak “pintar” lantas apa yang membuat
bela suka sama dia?,karena bagi bela cowo itu pengertian,dan berperilaku baik kepada semua
orang termasuk bela,disitulah bela mulai menyadarinya mengapa bela bisa suka
sama dia,padahal dia itu suka jahil kepada teman bela termasuk bela sendiri.
Sudah larut
malam, jam menunjukan pukul 22.00 WIB,aku<Bela> sudah mulai mengantuk
untuk mikirin masalah ini,aku pun membaringkan badanku ke tempat tidur dan
mengambil bantal guling ke tanganku.”mudah-mudahan aku memimpikan dia”, gumam
hatiku.
“besok
paginya,aku mendengar jam beker tua ku
berbunyi aku melihat waktu sudah menunjukan pukul 6.30 pagi,tanpa sadar aku
langsung loncat dari tempat tidurku dan membuyarkan mimpi-mimpiku seketika,”ini
semua gara-gara aku memimpikan dia segala sih!”, gumam hatiku,lalu aku langsung
menuju kamar mandi dan memakai baju seragam sekolah.aku segera mengambil tas
sekolah dan langsung berangkat sekolah.
Sesampainya
di sekolah, ”sial aku lupa sarapan karena terlambat”, gumamku.sambil berjalan
menuju kelas teman sebangku ku riska datang menghampiriku dan dia
mulai menyapaku.
“hai bela ,lo
kenapa ,kok muka lo ditekuk
gitu sih?”, sapanya,
“ah,nggak!,gue
gak kenapa-kenapa kok,riska
ayo kita masuk kelas?”, sambil menarik tangan riska menuju kelas.Tak lama bel
masuk berbunyi tepat pada pukul 07.15 pagi,dan memulai pelajaran pertama.
“kok dia gak masuk sih?”, gumamku sambil melihat satu bangku
yang kosong.
“woy,..!!,lo lagi ngelamun ya?”, Tanya riska.seketika aku
kaget mendengar suara riska.
“ah,.nggak kok!gue lagi ngeliatin pelajaran !”, jawabku mengeles.tapi riska tidak langsung
percaya.
“eh,..bela kalo ngeliatin pelajaran tuh kedepan bukan
kesamping!”, jawab riska,
“siapa bilang gue kesamping,orang gue ngeliat kedepan kok!”,
jawabku masih mengeles.
“gue juga udah tau kok!”, sambil menggodaku.
“eh,..eh,..lo tau tentang apa?!”, tanyaku penasaran.
“lo lagi ngeliatin bangku itu kan?”, kata riska sambil melirik ke bangku kosong
itu.
“bangku yang mana maksud lo?”, masih tidak mau mengaku.
“bangku kosong itu,yang orangnya belum datang,iya kan?”, sambil melirik ke aku.
Aku terdiam sejenak.
“udah deh gak usah ngeles lagi,gue tau lo suka kan sama
radit?”, bilang riska.
“eh,siapa bilang gue suka sama sama dia?”, jawabku ketus.
Lalu waktu
mulai menunjukan pukul 07.45.terdengar suara pintu kelas terbuka,ternyata radit
yang datang,dia terlambat karena macet.
“Selamat Pagi”,
radit berkata kepada guru dan teman-temannya.
“Ya Selamat pagi”,
jawab guru dan teman-temannya.
Lalu radit menghampiri meja guru.
“maaf pak saya terlambat?”, jawabnya sambil tangan
gemeteran.
“kenapa kamu terlambat radit?”, tanya guru itu dengan suara berat.
“tadi waktu dijalan saya terjebak kemacetan?”, jawabnya dengan panas dingin.
“ya sudah kamu duduk ditempat mu sekarang!”, perintah guru itu.
“makasih banyak pak?”, jawabnya lega.
Lalu pak
Asep melanjutkan pelajarannya yang sempat terganggu oleh kedatangan radit.Lalu
rizka menyinggung-nyinggung radit.
“akhirnya radit datang juga,udah bela gak usah gelisah lagi mikirin radit?”, katanya
sambil menggodaku.
“siapa juga yang gelisah mikirin si radit!”, jawabku dingin.
“he….he…..he…..?”, rizka tertawa sambil tersenyum menatapku.
“eh elo kenapa ketawa sendirian?”, tanyaku penasaran.
“habis lucu sih,lo suka tapi gak mau ngaku!”, kata rizka.
“ya ampun lo tuh ya,bisa-bisanya ngomong kalo gue suka sama
si radit,gak mungkin deh!”, jawabku
ketus dan dingin.
“ya udah gue diem ya?”, kata rizka sambil tersenyum getir.
“bagus deh kalo lo diem,gue lagi mau konsentrasi ke pelajaran ni!”, kataku sambil pandanganku ke
depan.
“cieh….cieh….ke samping juga boleh kok,gak usah malu-malu!!”, lanjutnya sambil
menggodaku lagi.
“maksud lo apaan sih?”, pipiku mulai memerah sambil
tersenyum manis.
“betul kata gue kan lo suka sama si radit?”, katanya sambil
menatapku.
“tau ah gelap!”, jawabku ketus.
Selesai
pelajaran yang pertama sekarang pelajaran yang kedua.Tak lama kemudian jam
menunjukan tepat pukul 10.00,saatnya bel istirahat berbunyi ,”teng….teng….teng….”,siswa-siswi
mulai keluar kelas untuk istirahat menghilangkan kejenuhan didalam kelas tetapi
aku dan rizka masih di dalam kelas.
“ayo bela kita ke kantin?”, ajak rizka ke aku.
“gak ah,..gue lagi males ke kantin?”, jawabku biasa.
“males kenapa,apa karna ada radit di kelas ya?”, kata rizka
sambil menyindir aku.
“apaan sich!lo tuch bisa gak jangan omongin dia lagi!!!”, jawabku
dengan nada marah.
“yach,gue gak
ngomongin dia lagi!”,
“oh ya,kata lo tadi mau ke kantin ya?”, tanyaku.
“iya,gue mau ke kantin juga kok!”, lanjutku dengan ketus,dan
berjalan menuju kantin.
“iih,kenapa dia ya,apa mungkin dia marah sama aku?”, gumam
hati rizka,merasa bersalah.
Tak lama kemudian radit datang dan menghampiriku.
“bela,boleh minjem pulpennya sebentar gak?”, katanya sambil
menatapku.
“oh,..boleh kok!”, kataku dengan hati deg-deg kan.
“sekarang mana pulpennya?”, tanyanya padaku.
“ambil aja pulpennya di tempat pensilku!”, sambil menunjukan
tempat pensilku.
“makasih ya bela?”, jawabnya lembut,sambil menjitak kepalaku
dan tersenyum manis (seperti yang aku
bilang dia itu jail).
“ya ampun radit menggodaku”, gumam hatiku,sambil tersenyum
malu-malu dan pipiku mulai memerah.
Tak lama kemudian rizka datang sambil membawa snack menghampiri
tempat duduknya dengan muka cuek.
“rizka lo marah sama gue ya?”, tanyaku lembut.
“iya gue marah sama lo!!”, jawabnya ketus.
“sorry ya riz gue gak bermaksud nyakitin hati lo?”, kata
aku.
“gue mau maafin lo dengan satu syarat!”, pintanya.
“a..apa syaratnya?”, jawabku penasaran.
“tapi lo janji mau melakukannya dan berkata jujur sama gue
ya?”, tanyanya dengan nada jutek.
“iya gue mau ngelakuin apa aja dan berkata jujur sama lo?”, jawabku
lembut.
“ya udah gue terima permintaan maaf lo!”, sambil memelukku.
“makasih ya rizka?”, kataku dengan masih berpelukkan.
Waktu begitu
cepat,tak terasa bel sudah berbunyi bertanda jam istirahat sudah habis dan
siswa-siswI lain menuju ke kelas masing-masing.
“bela lo mau gak?”, kata rizka sambil menawarkan aku
snacknya.
“gak makasih,.?”, jawabku.
“oh ya lo tadi kenapa senyum-senyum sendiri dan pipi lo
merah?”, Tanya rizka sambil menatapku.
“nggak kok,siapa juga yang senyum-senyum?”, jawabku ngeles.
“udah jangan boong mulu!,tadi kan lo udah janji sama gue?”,
“iya,..iya,.. gue tau kok?”, kataku sambil senyum.
Tak lama ada yang mengganggu ternyata itu radit.
“ Bela,!”,panggilnya sambil menghampiriku.
“iya ada apa?”, jawabku biasa.
“ini pulpen kamu makasih ya?”, kata Radit,
“bukannya lo mau minjem buat pelajaran sekarang?”, balasku,
“iya sih tadinya,.”, jawabnya ragu-ragu.
“emang kenapa?”, tanyaku penasaran.
“soalnya aku udah beli,ini pulpennya?”, sambil menunjukaan
pulpennya.
Rizka memotong pembicaraanku dengan radit,
“cie….cie….cie….”, katanya sambil menggodaku dengan radit.
Dan radit berlalu meninggalkan aku begitu saja.
“tuh kan lo suka sama radit?”,Tanya rizka kepadaku.
“apaan sih lo,jangan ngaco deh!”,kataku sembari tersenyum
malu-malu.
“eh bela cerita sedikit dong,kalo lo suka sama radit!”,
“iya gue mau cerita sama lo tentang perasaan gue ke radit”,
Setelah aku
selesai bercerita tentang perasaanku ke radit,tak sengaja ada yang mendengar
pembicaraanku ke rizka,tapi aku dan rizka tak mengetahuinya.ternyata vera lah
orang yang mendengar tentang perasaanku ke radit.tak terasa bel pulang sekolah
sudah berbunyi.
“bela,..”, radit memanggil dan menghampiriku.
“ada apa?”, tanyaku bingung.
“mau gak
pulang bareng?”, ajaknya.
“boleh,.”, jawabku gemeteran.
“ayo kita jalan?”, sambil menarik tanganku.
Tak terasa
sudah sampai rumah.beberapa hari kemudian akhirnya aku dan radit sangat
akrab,sampai-sampai ada yang tidak suka hubunganku dengan radit.vera lah
orangnya yang tidak suka aku dekat dan akrab sama radit.vera orangnya
pemarah,cerewet dan super bawel.
Suatu
hari,aku datang ke sekolah,dan betapa kagetnya aku mendengar vera membongkar
tentang perasaanku ke radit terhadap semua teman sekelasku.
“eh vera lo ga usah deh ngegosip yang ngga-ngga!”, hatiku
mulai kesal.
“eh bel,siapa yang ngegosip,orang kenyataannya bener kok,!”,
balas vera.
“benar apanya!!”, jawabku ketus.
Lalu aku
duduk dibangku ku dengan hati kesal.ternyata gossip yang disebarkan vera
terdengar oleh radit.
“radit?”, tanyaku ragu-ragu.
Tapi radit
tidak menjawab sapaanku,dia berjalan di depanku dengan rada cuek,aku jadi
bingung atas sikap radit yang menghindar dan cuek terhadapku.sudah hampir 1
minggu radit menghindar dan cuek terhadapku,aku jadi semakin gelisah terhadap
sikap radit dan bingung untuk menjelaskannya ke radit,lalu aku bertanya kepada
sahabatku.
“rizka,bagaimana caranya gue ngadepin radit soal masalah
ini?” , tanyaku ke rizka.
“gue kasih tau yah,lo tuh harus jujur sama perasaan lo ke
radit? , jawabnya nyantai.
“caranya gimana?” , tanyaku penasaran.
“yah lo harus ngomong sama dia?”,
“bagaimana gue bisa ngomong sama dia,dia aja menghindar
terus dari gue” , jawabku lemas.
“lo sms dia aja”, sambil memberi saran ke aku.
“tapi smsnya gimana?”, tanyaku penasaran.
“yah lo sms ke dia minta ketemuan aja,gitu aja repot!”,
Setelah itu,aku langsung membuka tas ku dan mengambil hp
lalu mengirim sms ke radit.
(Radit bisa gak kita ketemuan?ada hal yang penting ingin gw
sampaikan ke lo,kita ketemuan di taman sekolah!)
Lalu aku
terdiam sejenak menunggu sms dari radit,tapi ternyata radit tidak membalas sms
dariku,aku menjadi bingung sekali,”ini semua gara-gara si vera si mulut
buawel”, kataku dalam hati.Akhirnya aku memutuskan untuk menemui radit sepulang
sekolah untuk membicarakan ini semua .
Tak terasa
bel pulang sekolah berbunyi,aku segera merapikan buku-buku ku ke dalam tas
ku.setelah semua keluar dari kelas,tinggallah aku dan radit masih merapikan
buku-buku pelajaran.
“bela,gue duluan yah?”, kata radit.
“yah”, jawabku.
“gak
apa-apa kan gue tinggalin lo sendiri di sini?”,
“gak
apa-apa kok?”,
“Iya udah
gue pulang dulu yah,bye sampai besok?”, kata Radit,
“bye,sampai besok juga!”, jawabku lembut.
Tak lama
kemudian radit sudah selesai merapikan buku-bukunya,dan segera meninggalkan
kelas,begitu juga aku.aku mengejar radit sampai-sampai aku terjatuh dan lututku
berdarah terkena batu aspal sekolah yang sedang diperbaiki,aku memanggil-manggil
radit dengan suara merintih dan kesakitan menahan rasa sakit hati dan sakit di
lututku.
“raditt...”, panggilku dengan suara merintih.
Tapi radit
tidak menoleh sedikit pun,aku terus memanggil-manggilnya,”radit”,tetap dengan
suara merintih kesakitan.sambil mengejarnya lagi,aku tetap memanggilnya,tapi
itu sia-sia,radit tidak mempedulikanku.
Aku sudah
sangat lelah mengejar radit,akhirnya aku terjatuh yang kedua kalinya,kali ini
tangan aku juga memar gara-gara terkena aspal jalan.pada saat aku duduk
tergeletak dan akan bangun dari jatuhku yang kedua kalinya aku mulai menangis
menahan rasa sakit.radit yang terus melangkah tiba-tiba berhenti mendengar
suara aku merintih dan menangis saat mengejar dia,langsung berbalik badan dan
menuju ke arahku dan tanpa sadar aku masih menangis di hadapannya sambil
menundukan kepalaku.
Tangan radit
pun langsung menyodorkan sapu tangannya ke arahku dan membantuku untuk
berdiri,aku mengambil sapu tangannya dan mulai bangun dari jatuhku,tapi betapa
kagetnya aku,melihat radit yang menolongku,tadinya aku pikir itu tangan orang
lain,secepat kilat aku langsung menghapus air mataku dengan sapu tangan
pemberian radit,lalu tanpa
sadar aku langsung memeluk radit dan berkata,
“radit aku minta maaf atas gosip itu,dan aku mau jujur
dengan perasaanku sendiri ,aku tuh sebenarnya suka,sayang dan cinta sama
kamu,tolong kamu jangan tinggalkan aku lagi?”,
Lalu radit melepaskan pelukanku,dan berkata,
“maafkan aku juga bela aku gak bermaksud menyakiti hatimu
tapi kamu harus tau aku juga suka,sayang,dan cinta sama kamu?,,tapi….”,
“tapi apa??” , tanyaku penasaran.
“aku gak
bisa pacaran sama kamu?” , jawabnya.
“kenapa??”, tanyaku lagi masih penasaran.
“karena aku merasa gak pantes jadi pacar kamu?”, jawabnya
sambil menatapku.
“ kamu pantes kok jadi pacar aku!”, jawabku tiba-tiba.
“maaf tapi aku bener-bener gak bisa jadi pacar kamu?”, jawabnya dingin sambil berjalan perlahan.
Lalu dia
pergi begitu saja meninggalkan aku sendiri dalam keadaan hujan lebat,aku menangis
dibalik derasnya hujan,aku pun tak tau yang mana air mataku dan air hujan yang
membasahi pipiku,lukaku terasa sakit terkena air hujan,tapi luka di hatiku
terasa jauh lebih sakit dari apapun.aku berjalan menuju rumah sambil terus
menangis menahan rasa sakit dan perih di hatiku,setelah sampai dirumah aku
langsung masuk ke kamarku dan berbaring di tempat tidurku sambil masih
menangis,sampai-sampai mataku bengkak.
Besok
paginya,aku berangkat sekolah,setelah sampai di sekolah aku duduk di bangku ku.
“bela,mata lo kenapa?kok bisa sampai bengkak,lo abis nangis
ya?”, Tanya rizka ke aku.
“enggak,gue gak nangis kok”, jawabku biasa.
Tapi rizka tidak langsung percaya,
“lo bohong sama gue kan?cerita dong lo kenapa?”,tanyanya sambil menyenggol
tangan dan lututku.
“auw,..auw,..”, jawabku tak sengaja.
Lalu rizka melihat
lutut dan tanganku yang penuh luka.
“ya ampun bela,lo kenapa sih udah mata lo bengkak,sekarang
badan lo penuh luka,ada apa emangnya?cerita dong sama gue biar beban lo ringan?”, tanyanya padaku.
“gue kemaren abis jatuh gara-gara ngejar radit dan gue juga udah ngomong sama dia kalo gue
suka sama dia,tapi dia gak mau jadi pacar gue?”, jawabku sambil menahan tangis.
“apa dia gak
suka sama lo?” , tanyanya.
“dia bilang,dia suka sama gue juga?”, jawabku lagi sambil
masih menahan tangis.
“yaudah sekarang gue bawa lo ke ruang UKS buat ngobatin luka
lo”, jawabnya sambil menarik tanganku.
“ga usah,ini gak terlalu sakit kok,yang sakit itu hati
gue?”, jawabku.
“yaudah.kalo luka lo gak mau diobatin,.oh ya,,lo mau ikut ke kantin gak?”, ajaknya.
“gak,gue
lagi males kekantin!”, jawabku biasa.
Lalu rizka
meninggalkan aku dikelas,dikantin rizka gak sengaja bertemu radit. ”radit”,panggilnya sambil mengejar radit,radit
merasa ada yang memanggilnya lalu dia menoleh ke belakang.
“eh lo rizka,ada apa lo panggil gue?”, tanyanya biasa.
“gue mau ngomong sama lo tentang bela!”, jawabnya.
“tentang bela?”,apa maksud lo nanya ke gue?”, tanyanya
bingung.
“maksud gue,lo itu ada kaitannya sama bela!”.
Radit diam sejenak,
“apa maksud lo sih?gue gak ngerti deh?”, jawabnya bingung.
“alah,..jangan pura-pura gak ngerti deh?”, jawabnya
sambil menyindirnya.
Radit bener-bener gak tau dan gak ngerti apa yang diomongin rizka.
“lo itu udah bikin sahabat gue kayak gini!”lanjutnya mulai
kesal.
“riz gue bener-bener minta maaf bangat sama lo?”, jawabnya
memelas.
“lo tuh jangan minta maaf sama gue,tapi lo minta maaf sama
orang yang pernah lo sakitin yaitu teman gue,bela!”.
“iya gue tau,gue emang seharusnya minta maaf sama dia sebenernya
gue juga sayang bangat
sama dia,tapi...?” jawabnya mulai ragu.
“tapi apa?” , Tanya rizka bingung.
“gue gak
pantes jadi cowonya dia,.”, jawab Radit.
“kenapa?kenapa lo merasa gak pantes buat dia?”, Tanya Rizka penasaran.
“karena gue punya penyakit,itu sebabnya gue gak bisa nerima dia.karena buat gue dia tuch
sempurna bangat,ini semua gara-gara penyakit gue!?”.
Rizka mulai merasa
bersalah karena dia sudah marah-marah dan kesal sama radit.
“gue minta maaf bangat yah sama lo?”, jawab rizka merasa bersalah.
“gak
apa-apa kok,lo gak salah gue yang salah,kenapa gue
gak cerita ke dia?”, Balas
Radit.
“emang lo sakit apa?”, tanyanya
penasaran.
“Hmm...gue sakit kanker otak,yang kapan aja bisa buat
meninggal,?”.
“meninggal,emang udah stadium berapa?”, tanyanya
kaget dan penasaran.
“udah stadium 3”, jawabnya.
Rizka mulai
diam sejenak.tak disangka radit yang baik,jahil,dan jago main Basket ternyata
punya penyakit yang kapan aja membuat dia meninggal.
Tak lama
kemudian bel masuk berbunyi,rizka dan radit masuk ke dalam kelas,rizka masuk
dengan berjalan lemas,setelah tau tentang penyakit radit.
“rizka,lo kenapa?”,Tanyaku penasaran.
“gak gue cuma kaget aja”,jawabnya lemas.
“kaget?,kaget kenapa?”,tanyaku tambah penasaran.
“ntar gue kasih tau ke lo!”,jawabnya.
“tentang apa?”.
“radit!”.
“radit?apa maksud lo?”,tanyaku bingung.
“ntar istirahat gue ceritain!”,jawabnya singkat.
“yaudah”,balasku santai.
Tak terasa
bel istirahat berbunyi,bela langsung menagih janji ke rizka,kalau dia mau
cerita tentang radit.
“rizka,emang
lo mau cerita apa sih tentang radit?,tapi sekarang gue udah gak mau tau tentang dia,gue udah benci bangat sama dia,gue harus lupain
perasaan gue ke dia,lo ngedukung gue kan?”,tanyaku semangat.
“i..iya”jawabnya ragu-ragu.
“lo tuh kenapa?”,tanyaku bingung.
“ah,gak
kenapa-kenapa kok?”,jawabnya.
*Tentang penyakit yang di derita radit*.
“bagus deh”,jawabnya lega.
“bel,gue mau ngomong”,jawabnya,merasa takut.
“ngomong?mau ngomong apa?tanyaku sambil menatap.
“tentang radit”,jawabnya.
“radit?gue gak
mau denger lagi tentang dia”,jawabku kesal.
“radit tuh?”.
“gue gak
mau denger,”,aku memotong perkataannya,sambil menutup telinga.
“radit tuh punya penyakit yang sangat parah?”,jawabnya
dengan nada berat.
“apa?emang bener radit punya penyakit??”,tanyaku
kaget dan penasaran.
“iya bener?”,jawabnya.
“penyakit apa?”,tanyaku lagi.
“kanker otak,udah stadium 3!?”.
Aku bener-bener kaget dan diam sejenak.
“itu sebabnya dia ga mau jadi pacar lo,padahal dia cinta dan
sayang bangat sama lo,karna bagi dia tuch lo terlalu sempuna buat dia,jadi dia
nganggap kalau dia ga pantes jadi pacar lo”,jelas rizka.
Aku bener-bener
salah paham ke radit,lalu aku langsung mencari-cari radit di sudut-sudut
sekolah,akhirnya aku menemukannya di halaman belakang sekolah saat dia sedang
duduk,lalu aku menghampiri
radit.
“hai,..?”,tanyaku dengan lembut.
“hai juga,..?”,jawabnya biasa.
“boleh duduk?”,tanyaku sambil menatap muka radit.
“boleh duduk aja lagi!”,jawabnya biasa.
“hmm,..radit ada yang mau aku omongin ke kamu?”,kataku,sambil
memulai pembicaraan.
“tentang apa?”,tanyanya cuek.
“sebelumnya aku mau minta maaf ke kamu?”,kataku pelan.
“kenapa minta maaf?seharusnya aku yang minta maaf sama
kamu,karena aku udah bikin hati kamu sakit?”,jawabnya.
“gak kok,kamu gak salah,aku yang salah gara-gara gosip
itu?”,jawabku pelan.
“gak
apa-apa kali,bukannya gosip itu bener ya?”,tanyanya sedikit mendesak.
“i..iya sih?”,jawabku malu-malu.
“yang kamu omongin itu,kamu pasti sudah tau kan tentang
penyakit aku?”,tanyanya sambil tersenyum kecut.
“iya,aku sudah tau kok penyakit kamu?”,jawabku.
“pasti rizka kan yang bilang?”,tebaknya.
“iya,tapi aku gak
masalah tentang keadaan kamu sekarang kok?aku tetap cinta sama kamu,walaupun dengan keadaan kamu sekarang
ini?”,jawabku lega.
“makasih bangat yah,kamu bisa nerima aku apa
adanya?”,katanya sambil tersenyum manis.
“aku ingin bilang ke kamu kalau sampai kapan pun perasaan
aku tidak pernah berubah terhadap kamu,aku masih tetap cinta,sayang,dan suka
sama kamu,apa kamu mau nerima cintaku dan bersedia jadi pacarku?”,Tanya radit
bersungguh-sungguh.
Betapa kagetnya aku mendengar kata-kata itu keluar
dari cowok yang sangat aku sayang dan selalu diimpikannya selama ini.
“i…iya aku mau kok jadi pacar kamu?”,jawabku bersemangat bercampur kaget mendengar
kata-kata itu.
Radit pun merasa sangat senang
bela mau menjadi pacarnya,lalu tanpa sadar ia langsung memeluk Bela dengan
erat.
Akhirnya Bela dan Radit merasa sangat senang dan gembira
karena cinta mereka berdua terwujud.
Penulis Naskah :
RICKY WIDIANTO,
Editor :
RICKY WIDIANTO.