Setiap orang pasti akan berubah, ada yang jadi lebih Terang, ada yang jadi lebih Gelap, Teruslah Bangkit walau sering Terjatuh untuk mencapai Penerangan tersebut.

Senin, 02 Mei 2022

PERASAAN CINTA YANG TERPENDAM


Ini sebuah cerita tentang seorang perempuan yang memiliki

cinta terpendam terhadap seorang lelaki yang menjadi teman

sekelasnya.


          Bela sebenarnya bukan pribadi yang terbuka,tapi bisa juga dibilang tertutup apalagi dalam hal cowo yang dia suka<taksir>,karena bagi bela itu urusan “RAHASIA PRIBADI” dia sendiri.Menurut dia tak ada yang boleh mengetahui perasaan dia terhadap cowo yang dia suka,meskipun itu teman sekelasnya,bahkan teman  sebangkunya.bagi dia tidak ada yang bisa dipercaya untuk menjaga “RAHASIA” cintanya dengan baik.

          Sementara itu bela tak tahu dan kebingungan terhadap satu cowo sekelasnya yang dia suka dan dirinya yang merasa lagi bingung mikirin cowo tersebut,entah apa yang membuat bela suka sama dia,padahal dia itu tidak “ganteng” bisa juga dibilang lumayanlah bagi bela sendiri,dia juga tidak “pintar” lantas apa yang membuat bela suka sama dia?,karena bagi bela cowo itu  pengertian,dan berperilaku baik kepada semua orang termasuk bela,disitulah bela mulai menyadarinya mengapa bela bisa suka sama dia,padahal dia itu suka jahil kepada teman bela termasuk bela sendiri.

          Sudah larut malam, jam menunjukan pukul 22.00 WIB,aku<Bela> sudah mulai mengantuk untuk mikirin masalah ini,aku pun membaringkan badanku ke tempat tidur dan mengambil bantal guling ke tanganku.”mudah-mudahan aku memimpikan dia”, gumam hatiku.

          “besok paginya,aku mendengar jam beker tua ku berbunyi aku melihat waktu sudah menunjukan pukul 6.30 pagi,tanpa sadar aku langsung loncat dari tempat tidurku dan membuyarkan mimpi-mimpiku seketika,”ini semua gara-gara aku memimpikan dia segala sih!”, gumam hatiku,lalu aku langsung menuju kamar mandi dan memakai baju seragam sekolah.aku segera mengambil tas sekolah dan langsung berangkat sekolah.

          Sesampainya di sekolah, ”sial aku lupa sarapan karena terlambat”, gumamku.sambil berjalan menuju kelas teman sebangku ku riska datang menghampiriku dan dia mulai menyapaku.

“hai bela ,lo kenapa ,kok muka lo ditekuk gitu sih?”, sapanya,

“ah,nggak!,gue gak kenapa-kenapa kok,riska ayo kita masuk kelas?”, sambil menarik tangan riska menuju kelas.Tak lama bel masuk berbunyi tepat pada pukul 07.15 pagi,dan memulai pelajaran pertama.

“kok dia gak masuk sih?”, gumamku sambil melihat satu bangku yang kosong.

“woy,..!!,lo lagi ngelamun ya?”, Tanya riska.seketika aku kaget mendengar suara riska.

“ah,.nggak kok!gue lagi ngeliatin pelajaran  !”, jawabku mengeles.tapi riska tidak langsung percaya.

“eh,..bela kalo ngeliatin pelajaran tuh kedepan bukan kesamping!”, jawab riska,

“siapa bilang gue kesamping,orang gue ngeliat kedepan kok!”, jawabku masih mengeles.

“gue juga udah tau kok!”, sambil menggodaku.

“eh,..eh,..lo tau tentang apa?!”, tanyaku penasaran.

“lo lagi ngeliatin bangku itu kan?”, kata riska sambil melirik ke bangku kosong itu.

“bangku yang mana maksud lo?”, masih tidak mau mengaku.

“bangku kosong itu,yang orangnya belum datang,iya kan?”, sambil melirik ke aku.

Aku terdiam sejenak.

“udah deh gak usah ngeles lagi,gue tau lo suka kan sama radit?”, bilang riska.

“eh,siapa bilang gue suka sama sama dia?”, jawabku ketus.

          Lalu waktu mulai menunjukan pukul 07.45.terdengar suara pintu kelas terbuka,ternyata radit yang datang,dia terlambat karena macet.

Selamat Pagi”, radit berkata kepada guru dan teman-temannya.

Ya Selamat pagi”, jawab guru dan teman-temannya.

Lalu radit menghampiri meja guru.

“maaf pak saya terlambat?”, jawabnya sambil tangan gemeteran.

“kenapa kamu terlambat radit?”, tanya guru itu dengan suara berat.

“tadi waktu dijalan saya terjebak kemacetan?”, jawabnya dengan panas dingin.

“ya sudah kamu duduk ditempat mu sekarang!”, perintah guru itu.

“makasih banyak pak?”, jawabnya lega.

          Lalu pak Asep melanjutkan pelajarannya yang sempat terganggu oleh kedatangan radit.Lalu rizka menyinggung-nyinggung radit.

“akhirnya radit datang juga,udah bela gak usah gelisah lagi mikirin radit?”, katanya sambil menggodaku.

“siapa juga yang gelisah mikirin si radit!”, jawabku dingin.

“he….he…..he…..?”, rizka tertawa sambil tersenyum menatapku.

“eh elo kenapa ketawa sendirian?”, tanyaku penasaran.

“habis lucu sih,lo suka tapi gak mau ngaku!”, kata rizka.

“ya ampun lo tuh ya,bisa-bisanya ngomong kalo gue suka sama si radit,gak mungkin deh!”, jawabku ketus dan dingin.

“ya udah gue diem ya?”, kata rizka sambil tersenyum getir.

“bagus deh kalo lo diem,gue lagi mau konsentrasi ke  pelajaran ni!”, kataku sambil pandanganku ke depan.

“cieh….cieh….ke samping juga boleh kok,gak usah malu-malu!!”, lanjutnya sambil menggodaku lagi.

“maksud lo apaan sih?”, pipiku mulai memerah sambil tersenyum manis.

“betul kata gue kan lo suka sama si radit?”, katanya sambil menatapku.

“tau ah gelap!”, jawabku ketus.

          Selesai pelajaran yang pertama sekarang pelajaran yang kedua.Tak lama kemudian jam menunjukan tepat pukul 10.00,saatnya bel istirahat berbunyi ,”teng….teng….teng….”,siswa-siswi mulai keluar kelas untuk istirahat menghilangkan kejenuhan didalam kelas tetapi aku dan rizka masih di dalam kelas.

“ayo bela kita ke kantin?”, ajak rizka ke aku.

“gak ah,..gue lagi males ke kantin?”, jawabku biasa.

“males kenapa,apa karna ada radit di kelas ya?”, kata rizka sambil menyindir aku.

“apaan sich!lo tuch bisa gak jangan omongin dia lagi!!!”, jawabku dengan nada marah.

“yach,gue gak ngomongin dia lagi!”,

“oh ya,kata lo tadi mau ke kantin ya?”, tanyaku.

“iya,gue mau ke kantin juga kok!”, lanjutku dengan ketus,dan berjalan menuju kantin.

“iih,kenapa dia ya,apa mungkin dia marah sama aku?”, gumam hati rizka,merasa bersalah.

Tak lama kemudian radit datang dan menghampiriku.

“bela,boleh minjem pulpennya sebentar gak?”, katanya sambil menatapku.

“oh,..boleh kok!”, kataku dengan hati deg-deg kan.

“sekarang mana pulpennya?”, tanyanya padaku.

“ambil aja pulpennya di tempat pensilku!”, sambil menunjukan tempat pensilku.

“makasih ya bela?”, jawabnya lembut,sambil menjitak kepalaku dan tersenyum manis (seperti yang aku bilang dia itu jail).

“ya ampun radit menggodaku”, gumam hatiku,sambil tersenyum malu-malu dan pipiku mulai memerah.

Tak lama kemudian rizka datang sambil membawa snack menghampiri tempat duduknya dengan muka cuek.

“rizka lo marah sama gue ya?”, tanyaku lembut.

“iya gue marah sama lo!!”, jawabnya ketus.

“sorry ya riz gue gak bermaksud nyakitin hati lo?”, kata aku.

“gue mau maafin lo dengan satu syarat!”, pintanya.

“a..apa syaratnya?”, jawabku penasaran.

“tapi lo janji mau melakukannya dan berkata jujur sama gue ya?”, tanyanya dengan nada jutek.

“iya gue mau ngelakuin apa aja dan berkata jujur sama lo?”, jawabku lembut.

“ya udah gue terima permintaan maaf lo!”, sambil memelukku.

“makasih ya rizka?”, kataku dengan masih berpelukkan.

          Waktu begitu cepat,tak terasa bel sudah berbunyi bertanda jam istirahat sudah habis dan siswa-siswI lain menuju ke kelas masing-masing.

“bela lo mau gak?”, kata rizka sambil menawarkan aku snacknya.

“gak makasih,.?”, jawabku.

“oh ya lo tadi kenapa senyum-senyum sendiri dan pipi lo merah?”, Tanya rizka sambil menatapku.

“nggak kok,siapa juga yang senyum-senyum?”, jawabku ngeles.

“udah jangan boong mulu!,tadi kan lo udah janji sama gue?”,

“iya,..iya,.. gue tau kok?”, kataku sambil senyum.

Tak lama ada yang mengganggu ternyata  itu radit.

“ Bela,!”,panggilnya sambil menghampiriku.

“iya ada apa?”, jawabku biasa.

“ini pulpen kamu makasih ya?”, kata Radit,

“bukannya lo mau minjem buat pelajaran sekarang?”, balasku,

“iya sih tadinya,.”, jawabnya ragu-ragu.

“emang kenapa?”, tanyaku penasaran.

“soalnya aku udah beli,ini pulpennya?”, sambil menunjukaan pulpennya.

Rizka memotong pembicaraanku dengan radit,

“cie….cie….cie….”, katanya sambil menggodaku dengan radit.

Dan radit berlalu meninggalkan aku begitu saja.

“tuh kan lo suka sama radit?”,Tanya rizka kepadaku.

“apaan sih lo,jangan ngaco deh!”,kataku sembari tersenyum malu-malu.

“eh bela cerita sedikit dong,kalo lo suka sama radit!”,

“iya gue mau cerita sama lo tentang perasaan gue ke radit”,

          Setelah aku selesai bercerita tentang perasaanku ke radit,tak sengaja ada yang mendengar pembicaraanku ke rizka,tapi aku dan rizka tak mengetahuinya.ternyata vera lah orang yang mendengar tentang perasaanku ke radit.tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi.

“bela,..”, radit memanggil dan menghampiriku.

“ada apa?”, tanyaku bingung.

“mau gak pulang bareng?”, ajaknya.

“boleh,.”, jawabku gemeteran.

“ayo kita jalan?”, sambil menarik tanganku.

          Tak terasa sudah sampai rumah.beberapa hari kemudian akhirnya aku dan radit sangat akrab,sampai-sampai ada yang tidak suka hubunganku dengan radit.vera lah orangnya yang tidak suka aku dekat dan akrab sama radit.vera orangnya pemarah,cerewet dan super bawel.

          Suatu hari,aku datang ke sekolah,dan betapa kagetnya aku mendengar vera membongkar tentang perasaanku ke radit terhadap semua teman sekelasku.

“eh vera lo ga usah deh ngegosip yang ngga-ngga!”, hatiku mulai kesal.

“eh bel,siapa yang ngegosip,orang kenyataannya bener kok,!”, balas vera.

“benar apanya!!”, jawabku ketus.

          Lalu aku duduk dibangku ku dengan hati kesal.ternyata gossip yang disebarkan vera terdengar oleh radit.

“radit?”, tanyaku ragu-ragu.

          Tapi radit tidak menjawab sapaanku,dia berjalan di depanku dengan rada cuek,aku jadi bingung atas sikap radit yang menghindar dan cuek terhadapku.sudah hampir 1 minggu radit menghindar dan cuek terhadapku,aku jadi semakin gelisah terhadap sikap radit dan bingung untuk menjelaskannya ke radit,lalu aku bertanya kepada sahabatku.

“rizka,bagaimana caranya gue ngadepin radit soal masalah ini?” , tanyaku ke rizka.

“gue kasih tau yah,lo tuh harus jujur sama perasaan lo ke radit? , jawabnya nyantai.

“caranya gimana?” , tanyaku penasaran.

“yah lo harus ngomong sama dia?”,

“bagaimana gue bisa ngomong sama dia,dia aja menghindar terus dari gue” , jawabku lemas.

“lo sms dia aja”, sambil memberi saran ke aku.

“tapi smsnya gimana?”, tanyaku penasaran.

“yah lo sms ke dia minta ketemuan aja,gitu aja repot!”,

Setelah itu,aku langsung membuka tas ku dan mengambil hp lalu mengirim sms ke radit.

(Radit bisa gak kita ketemuan?ada hal yang penting ingin gw sampaikan ke lo,kita ketemuan di taman sekolah!)

          Lalu aku terdiam sejenak menunggu sms dari radit,tapi ternyata radit tidak membalas sms dariku,aku menjadi bingung sekali,”ini semua gara-gara si vera si mulut buawel”, kataku dalam hati.Akhirnya aku memutuskan untuk menemui radit sepulang sekolah untuk membicarakan ini semua .

          Tak terasa bel pulang sekolah berbunyi,aku segera merapikan buku-buku ku ke dalam tas ku.setelah semua keluar dari kelas,tinggallah aku dan radit masih merapikan buku-buku pelajaran.

“bela,gue duluan yah?”, kata radit.

“yah”, jawabku.

“gak apa-apa kan gue tinggalin lo sendiri di sini?”,

“gak apa-apa kok?”,

Iya udah gue pulang dulu yah,bye sampai besok?”, kata Radit,

“bye,sampai besok juga!”, jawabku lembut.

          Tak lama kemudian radit sudah selesai merapikan buku-bukunya,dan segera meninggalkan kelas,begitu juga aku.aku mengejar radit sampai-sampai aku terjatuh dan lututku berdarah terkena batu aspal sekolah yang sedang diperbaiki,aku memanggil-manggil radit dengan suara merintih dan kesakitan menahan rasa sakit hati dan sakit di lututku.

“raditt...”, panggilku dengan suara merintih.

          Tapi radit tidak menoleh sedikit pun,aku terus memanggil-manggilnya,”radit”,tetap dengan suara merintih kesakitan.sambil mengejarnya lagi,aku tetap memanggilnya,tapi itu sia-sia,radit tidak mempedulikanku.

          Aku sudah sangat lelah mengejar radit,akhirnya aku terjatuh yang kedua kalinya,kali ini tangan aku juga memar gara-gara terkena aspal jalan.pada saat aku duduk tergeletak dan akan bangun dari jatuhku yang kedua kalinya aku mulai menangis menahan rasa sakit.radit yang terus melangkah tiba-tiba berhenti mendengar suara aku merintih dan menangis saat mengejar dia,langsung berbalik badan dan menuju ke arahku dan tanpa sadar aku masih menangis di hadapannya sambil menundukan kepalaku.

          Tangan radit pun langsung menyodorkan sapu tangannya ke arahku dan membantuku untuk berdiri,aku mengambil sapu tangannya dan mulai bangun dari jatuhku,tapi betapa kagetnya aku,melihat radit yang menolongku,tadinya aku pikir itu tangan orang lain,secepat kilat aku langsung menghapus air mataku dengan sapu tangan pemberian radit,lalu tanpa sadar aku langsung memeluk radit dan berkata,

“radit aku minta maaf atas gosip itu,dan aku mau jujur dengan perasaanku sendiri ,aku tuh sebenarnya suka,sayang dan cinta sama kamu,tolong kamu jangan tinggalkan aku lagi?”,

Lalu radit melepaskan pelukanku,dan berkata,

“maafkan aku juga bela aku gak bermaksud menyakiti hatimu tapi kamu harus tau aku juga suka,sayang,dan cinta sama kamu?,,tapi….”,

“tapi apa??” , tanyaku penasaran.

“aku gak bisa pacaran sama kamu?” , jawabnya.

“kenapa??”, tanyaku lagi masih penasaran.

“karena aku merasa gak pantes jadi pacar kamu?”, jawabnya sambil menatapku.

“ kamu pantes kok jadi pacar aku!”, jawabku tiba-tiba.

“maaf tapi aku bener-bener gak bisa jadi pacar kamu?”, jawabnya dingin sambil berjalan perlahan.

          Lalu dia pergi begitu saja meninggalkan aku sendiri dalam keadaan hujan lebat,aku menangis dibalik derasnya hujan,aku pun tak tau yang mana air mataku dan air hujan yang membasahi pipiku,lukaku terasa sakit terkena air hujan,tapi luka di hatiku terasa jauh lebih sakit dari apapun.aku berjalan menuju rumah sambil terus menangis menahan rasa sakit dan perih di hatiku,setelah sampai dirumah aku langsung masuk ke kamarku dan berbaring di tempat tidurku sambil masih menangis,sampai-sampai mataku bengkak.

          Besok paginya,aku berangkat sekolah,setelah sampai di sekolah aku duduk di bangku ku.

“bela,mata lo kenapa?kok bisa sampai bengkak,lo abis nangis ya?”, Tanya rizka ke aku.

“enggak,gue gak nangis kok”, jawabku biasa.

Tapi rizka tidak langsung percaya,

“lo bohong sama gue kan?cerita dong lo kenapa?”,tanyanya sambil menyenggol tangan dan lututku.

“auw,..auw,..”, jawabku tak sengaja.

Lalu rizka melihat  lutut dan tanganku yang penuh luka.

“ya ampun bela,lo kenapa sih udah mata lo bengkak,sekarang badan lo penuh luka,ada apa emangnya?cerita dong sama gue biar beban lo ringan?”, tanyanya padaku.

“gue kemaren abis jatuh gara-gara ngejar radit  dan gue juga udah ngomong sama dia kalo gue suka sama dia,tapi dia gak mau jadi pacar gue?”, jawabku sambil menahan tangis.

“apa dia gak suka sama lo?” , tanyanya.

“dia bilang,dia suka sama gue juga?”, jawabku lagi sambil masih menahan tangis.

“yaudah sekarang gue bawa lo ke ruang UKS buat ngobatin luka lo”, jawabnya sambil menarik tanganku.

“ga usah,ini gak terlalu sakit kok,yang sakit itu hati gue?”, jawabku.

“yaudah.kalo luka lo gak mau diobatin,.oh ya,,lo mau ikut ke kantin gak?”, ajaknya.

“gak,gue lagi males kekantin!”, jawabku biasa.

          Lalu rizka meninggalkan aku dikelas,dikantin rizka gak sengaja bertemu radit. ”radit”,panggilnya sambil mengejar radit,radit merasa ada yang memanggilnya lalu dia menoleh ke belakang.

“eh lo rizka,ada apa lo panggil gue?”, tanyanya biasa.

“gue mau ngomong sama lo tentang bela!”, jawabnya.

“tentang bela?”,apa maksud lo nanya ke gue?”, tanyanya bingung.

“maksud gue,lo itu ada kaitannya sama bela!”.

Radit diam sejenak,

“apa maksud lo sih?gue gak ngerti deh?”, jawabnya bingung.

“alah,..jangan pura-pura gak ngerti deh?”, jawabnya sambil menyindirnya.

 Radit bener-bener gak tau dan gak ngerti apa yang diomongin rizka.

“lo itu udah bikin sahabat gue kayak gini!”lanjutnya mulai kesal.

“riz gue bener-bener minta maaf bangat sama lo?”, jawabnya memelas.

“lo tuh jangan minta maaf sama gue,tapi lo minta maaf sama orang yang pernah lo sakitin yaitu teman gue,bela!”.

“iya gue tau,gue emang seharusnya minta maaf sama dia sebenernya gue juga sayang bangat

sama dia,tapi...?” jawabnya mulai ragu.

“tapi apa?” , Tanya rizka bingung.

“gue gak pantes jadi cowonya dia,.”, jawab Radit.

“kenapa?kenapa lo merasa gak pantes buat dia?”, Tanya Rizka penasaran.

“karena gue punya penyakit,itu sebabnya gue gak bisa nerima dia.karena buat gue dia tuch sempurna bangat,ini semua gara-gara penyakit gue!?”.

 Rizka mulai merasa bersalah karena dia sudah marah-marah dan kesal sama radit.

“gue minta maaf bangat yah sama lo?”, jawab rizka merasa bersalah.

“gak apa-apa kok,lo gak salah gue yang salah,kenapa gue gak cerita ke dia?”, Balas Radit.

emang lo sakit apa?”, tanyanya penasaran.

“Hmm...gue sakit kanker otak,yang kapan aja bisa buat meninggal,?”.

“meninggal,emang udah stadium berapa?”, tanyanya kaget dan penasaran.

“udah stadium 3”, jawabnya.

          Rizka mulai diam sejenak.tak disangka radit yang baik,jahil,dan jago main Basket ternyata punya penyakit yang kapan aja membuat dia meninggal.

          Tak lama kemudian bel masuk berbunyi,rizka dan radit masuk ke dalam kelas,rizka masuk dengan berjalan lemas,setelah tau tentang penyakit radit.

“rizka,lo kenapa?”,Tanyaku penasaran.

“gak gue cuma kaget aja”,jawabnya lemas.

“kaget?,kaget kenapa?”,tanyaku tambah penasaran.

“ntar gue kasih tau ke lo!”,jawabnya.

“tentang apa?”.

“radit!”.

“radit?apa maksud lo?”,tanyaku bingung.

“ntar istirahat gue ceritain!”,jawabnya singkat.

“yaudah”,balasku santai.

          Tak terasa bel istirahat berbunyi,bela langsung menagih janji ke rizka,kalau dia mau cerita tentang radit.

“rizka,emang lo mau cerita apa sih tentang radit?,tapi sekarang gue udah gak mau tau tentang dia,gue udah benci bangat sama dia,gue harus lupain perasaan gue ke dia,lo ngedukung gue kan?”,tanyaku semangat.

“i..iya”jawabnya ragu-ragu.

“lo tuh kenapa?”,tanyaku bingung.

“ah,gak kenapa-kenapa kok?”,jawabnya.

*Tentang penyakit yang di derita radit*.

“bagus deh”,jawabnya lega.

“bel,gue mau ngomong”,jawabnya,merasa takut.

“ngomong?mau ngomong apa?tanyaku sambil menatap.

“tentang radit”,jawabnya.

“radit?gue gak mau denger lagi tentang dia”,jawabku kesal.

“radit tuh?”.

“gue gak mau denger,”,aku memotong perkataannya,sambil menutup telinga.

“radit tuh punya penyakit yang sangat parah?”,jawabnya dengan nada berat.

“apa?emang bener radit punya penyakit??”,tanyaku kaget dan penasaran.

“iya bener?”,jawabnya.

“penyakit apa?”,tanyaku lagi.

“kanker otak,udah stadium 3!?”.

Aku bener-bener kaget dan diam sejenak.

“itu sebabnya dia ga mau jadi pacar lo,padahal dia cinta dan sayang bangat sama lo,karna bagi dia tuch lo terlalu sempuna buat dia,jadi dia nganggap kalau dia ga pantes jadi pacar lo”,jelas rizka.

          Aku bener-bener salah paham ke radit,lalu aku langsung mencari-cari radit di sudut-sudut sekolah,akhirnya aku menemukannya di halaman belakang sekolah saat dia sedang duduk,lalu aku menghampiri radit.

“hai,..?”,tanyaku dengan lembut.

“hai juga,..?”,jawabnya biasa.

“boleh duduk?”,tanyaku sambil menatap muka radit.

“boleh duduk aja lagi!”,jawabnya biasa.

“hmm,..radit ada yang mau aku omongin ke kamu?”,kataku,sambil memulai pembicaraan.

“tentang apa?”,tanyanya cuek.

“sebelumnya aku mau minta maaf ke kamu?”,kataku pelan.

“kenapa minta maaf?seharusnya aku yang minta maaf sama kamu,karena aku udah bikin hati kamu sakit?”,jawabnya.

“gak kok,kamu gak salah,aku yang salah gara-gara gosip itu?”,jawabku pelan.

“gak apa-apa kali,bukannya gosip itu bener ya?”,tanyanya sedikit mendesak.

“i..iya sih?”,jawabku malu-malu.

“yang kamu omongin itu,kamu pasti sudah tau kan tentang penyakit aku?”,tanyanya sambil tersenyum kecut.

“iya,aku sudah tau kok penyakit kamu?”,jawabku.

“pasti rizka kan yang bilang?”,tebaknya.

“iya,tapi aku gak masalah tentang keadaan kamu sekarang kok?aku tetap cinta sama kamu,walaupun dengan keadaan kamu sekarang ini?”,jawabku lega.

“makasih bangat yah,kamu bisa nerima aku apa adanya?”,katanya sambil tersenyum manis.

“aku ingin bilang ke kamu kalau sampai kapan pun perasaan aku tidak pernah berubah terhadap kamu,aku masih tetap cinta,sayang,dan suka sama kamu,apa kamu mau nerima cintaku dan bersedia jadi pacarku?”,Tanya radit bersungguh-sungguh.

          Betapa kagetnya aku mendengar kata-kata itu keluar dari cowok yang sangat aku sayang dan selalu diimpikannya selama ini.

“i…iya aku mau kok jadi pacar kamu?”,jawabku bersemangat bercampur kaget mendengar kata-kata itu.

          Radit pun merasa sangat senang bela mau menjadi pacarnya,lalu tanpa sadar ia langsung memeluk Bela dengan erat.

Akhirnya Bela dan Radit merasa sangat senang dan gembira karena cinta mereka berdua terwujud.

 



Penulis Naskah                         : RICKY WIDIANTO,

Editor                                        : RICKY WIDIANTO.